BismillAh...
Setelah
melewati persalinan yang melelahkan, seorang ibu akan mengalami masa
nifas. Ibu perlu mengetahui apa saja yang akan dialaminya saat nifas,
meliputi perubahan-perubahan yang terjadi, cara perawatan, infeksi nifas
serta pencegahannya. Ibu tak perlu terlalu khawatir dalam menjalani
masa nifas. Dengan persiapan matang dan dukungan keluarga, insya Allah
ibu dapat melaluinya dengan baik.
APA YANG DIALAMI IBU SAAT NIFAS?
Setelah
melahirkan, organ reproduksi ibu berangsur-angsur akan pulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Suhu badan setelah melahirkan dapat naik
lebih dari 0,5C dari keadaan normal (36-37C) tapi tidak lebih dari 39C.
Sesudah 12 jam pertama melahirkan, umumnya suhu badan kembali normal.
Bila lebih dari 38C, harus dipikirkan kemungkinan terjadinya infeksi
nifas.
Setelah lahir, bayi bisa langsung disusui jika ibu sudah
siap. Pada hari pertama akan keluar kolustrum, yaitu cairan kuning yang
lebih kental daripada air susu. Jangan ragu untuk memberikan kolustrum
pada bayi anda, walaupun warnanya kuning (tidak seperti susu biasa) tapi
kolustrum sangat baik untuk bayi karena mengandung protein albumin,
globulin, dan benda-benda kolustrum.
Perasaan mulas setelah
melahirkan terjadi akibat kontraksi rahim. Hal ini kadang sangat
mengganggu selama 2-3 hari setelah melahirkan dan biasanya lebih sering
terjadi pada ibu multipara (sudah pernah melahirkan lebih dari 1 kali)
dibandingkan primipara (baru pertama kali melahirkan). Perasaan lebih
terasa saat menyusui dan dapat pula timbul bila masih ada sisa selaput
ketuban, sisa plasenta, atau gumpalan darah dalam rahim. Untuk kasus
seperti ini, dokter akan memberikan obat pada ibu. Jika ibu mengalami
perdarahan, segera bawa ke bidan atau dokter. Ibu akan mendapat obat
untuk menghentikan perdarahan, dan dianjurkan untuk tirah baring
(tiduran) serta harus mengurangi aktivitasnya.
Selama
nifas, ibu akan mengeluarkan cairan yang berasal dari rahim. Cairan ini
disebut "lokia". Pada hari pertama dan kedua, ibu akan mengeluarkan
lokia rubra atau lokia kruenta, berupa darah segar bercampur sisa
selaput ketuban dan lain-lain. Hari berikutnya keluar lokia
sanguinolenta, berupa darah bercampur lendir. Setelah satu pekan, keluar
lokia serosa yang berwarna kuning dan tidak mengandung darah. Setelah
dua pekan, keluar lokia alba yang hanya berupa cairan putih. Biasanya
lokia berbau agak amis. Bila berbau busuk, mungkin terjadi lokiostasis
(lokia tidak lancar keluar) dan infeksi.
Buang air kecil harus
secepatnya dilakukan oleh ibu sendiri. Bila kandung kemih penuh dan
tidak bisa buang air kecil, akan dipasang selang/kateter untuk
mengeluarkan air seni supaya otot-otot kandung kemih dapat beristirahat.
Buang
air besar harus segera dilakukan tiga hari setelah melahirkan. Sulit
buang air besar hingga skibala (tinja yang mengeras) tertimbun di
rektum, bisa menyebabkan terjadinya demam. Dokter akan menganjurkan
banyak minum dan mengkonsumsi makanan berserat (sayur dan buah). Jika
perlu juga diberikan obat pencahar. Kesulitan buang air kecil dan buang
air besar, insya Allah bisa diatasi dengan melakukan mobilisasi (duduk,
jalan) secepatnya.
PERAWATAN IBU YANG SEDANG NIFAS
1. Setelah
melahirkan, ibu harus cukup istirahat. Delapan jam setelah melahirkan,
ibu harus tidur telentang untuk mencegah perdarahan. Setelah itu, ibu
boleh miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah trombosis.
2.
Ibu dan bayi ditempatkan pada tempat yang sama, supaya terjalin kontak
fisik dan psikis (kejiwaan) yang erat. Hal ini juga akan memudahkan
dalam melakukan aktivitas menyusui.
3. Makanan yang diberikan harus sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur, buah).
4.
Bila perlu, ibu bisa melakukan senam nifas secara bertahap (bisa
dimulai sejak hari kedua melahirkan). Senam nifas mempunyai banyak
manfaat, antara lain membantu melancarkan sirkulasi darah, membantu
mengembalikan kedudukan otot kandungan, menguatkan otot-otot perut,
otot-otot dasar panggul (tempat diantara kedua paha) dan pinggang,
membentuk sikap tubuh, serta membantu memperlancar produksi ASI (Air
Susu Ibu).
Salah satunya dengan melakukan gerakan-gerakan sebagai berikut:
•
Ibu telentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan diletakkan di atas
dan menekan perut. Lakukan pernafasan dada lalu pernafasan perut.
• Dengan posisi yang sama, angkat pantat lalu taruh kembali.
• Kedua kaki diluruskan dan disilangkan lalu kencangkan otot seperti menahan buang air kecil dan buang air besar.
• Duduklah di kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha menyentuh tumit.
5.
Ibu dianjurkan untuk memeriksakan diri enam pekan setelah melahirkan.
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat keadaan umum ibu secara menyeluruh,
dan menindaklanjuti jika ada keluhan-keluhan setelah melahirkan.
MENGENAL INFEKSI NIFAS
Salah
satu kelainan yang dapat ditemukan selama nifas ialah "infeksi nifas".
Infeksi nifas ialah infeksi bakteri pada saluran genital (kemaluan) yang
terjadi setelah melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu tubuh sampai
38C atau lebih selama dua hari, terjadi dalam sepuluh hari setelah
melahirkan tapi dengan mengecualikan 24 jam pertama.
Tanda-tanda infeksi nifas sangat bervariasi, tergantung bagian yang terinfeksi dan keparahannya, antara lain:
1. Demam tinggi (38C atau lebih), kadang disertai menggigil.
2. Rasa panas dan nyeri pada tempat infeksi
3. Kadang-kadang terasa perih saat buang air kecil.
4. Ibu terlihat sakit dan sangat lemah
Jika
ditemui tanda-tanda seperti tersebut di atas, segeralah membawa ibu ke
tempat pelayanan kesehatan untuk mendapat penanganan yang sesuai.
FAKTOR RISIKO TERJADINYA INFEKSI NIFAS
Ada beberapa faktor risiko yang memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi nifas, antara lain:
1.
Setiap keadaan yang menurunkan daya tahan tubuh ibu, seperti
perdarahan, kelelahan, gizi buruk, preeklamsi, eklamsi, infeksi lain
yang diderita ibu, penyakit jantung, TBC paru, pneumonia, dan lain-lain.
2.
Ibu dengan proses persalinan lama, persalinan yang tidak terduga
(mendadak) sehingga kurang tertangani dengan baik, atau ketuban pecah
lama.
3. Ibu yang menjalani tindakan operasi, baik lewat jalan lahir maupun perut.
4. Tertinggalnya sisa ari-ari, selaput ketuban, atau bekuan darah dalam rahim.
PENCEGAHAN INFEKSI NIFAS
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi nifas, antara lain:
1. Sebaiknya ibu memperhatikan kondisi kesehatannya selama hamil, segera periksa ke bidan atau dokter jika ada keluhan.
2. Minum tablet besi secara teratur untuk mencegah terjadinya anemia.
3. Konsumsi makanan yang bersih, sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur, buah).
4. Minum air dalam jumlah yang cukup.
5. Ibu hendaknya memilih tenaga penolong persalinan yang terlatih, supaya proses persalinan terjamin kesterilannya.
6. Selama nifas, jalan lahir harus dijaga kebersihannya, apalagi jika terjadi perlukaan yang memerlukan perawatan khusus.
Demikian
secara ringkas pengenalan tentang masa nifas yang memerlukan perhatian
khusus. Pada masa nifas ini, biasanya ibu masih lemah dan sedang
memulihkan kondisinya. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi setelah
melahirkan. Untuk itu, diperlukan kesiapan supaya ibu dapat
menghadapinya. Jika ternyata ibu ditakdirkan oleh Allah mengalami
infeksi nifas, maka diperlukan penanganan yang berbeda daripada ibu yang
sehat. Selain melakukan perawatan saat nifas, hendaklah ibu
memperbanyak doa dan banyak memanfaatkan waktu luang dengan belajar cara
mengasuh dan mendidik anak. Wallahu a'lam.
[dr. Avie Andriyani, Sumber: Kapita Selekta Kedokteran UI, Jilid 1, Media Aesculapius]
[Disalin
dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XI/1429H/2008M. Penerbit Yayasan
Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar